Pada akhirnya aku harus bertanya lagi pada hari
pada jejak yg tertinggal di bilik bulan...
bagaimana cara mengulang ketidak mungkinan
Dilembar kenangan ku telusuri jawabanya sendiri..bersama getir dari gemetar bibir.
Teringat katamu selalu padaku.''kau adalah pujangga picisan kambuhan''
senantiasa mengasah cemas dan melirihkan rindu di setiap sendu sajak-sajak beku...
Terkadang aku ingin sekali kau datang
menjamah kusam menjemput rindu..manakala hujan turun dan menenggelamkannya di matamu..
Serupa aku yang senantiasa bergulat dengan arogansi waktu di hingar penjuru
Dan akhirrnya aku mesti bertanya pada ketidakpastian ..
pada jejak angin dan gerimis perjalanan..
bagaimana cara memburu keinginan...
Jumat, 29 Oktober 2010
Sabtu, 23 Oktober 2010
Lukisan Hujan

pikiranku menyimak benar detak jam mengalun..
Di nadiku gerak lambat itu terdiam suara..
seperti kesunyian yang mengekal di batu..
Namun tetap kucari hingga celah detik..
barangkali saja ada sepatu yg mendekati pintu..
YA TUHAN...ternyata gerimis yg mengetuk..
langkah itu entah tertahan di mana...
Malam semakin naik ke puncak kesunyiaan kabut..
Sungguh kau tak pernah tau...ada telaga di bawah bantalku...
Langganan:
Postingan (Atom)